Selasa, 29 Mei 2012

MODEL PEMBELAJARAN ASSURE


DEFINISI MODEL ASSURE
          Sekarang ini para pengajar atau guru dihadapkan dengan tantangan bagaimana cara mengajar degan baik dan bisa diterima baik oleh para muridnya. Tentu saja ini bukan tantangan ringan, karena tiap pengajar dari tiap daerah mempunyai kelebihan dan kekurangan dari berbagai aspek pendidikan, entah itu fasilitasnya, jenis muridnya, dan lain-lain. Pengajar juga harus mempunyai strategi yang jitu untuk setidaknya membuat pengajaran menjadi mudah dan bisa diterima oleh siswa,  karena sulit membuat pengajaran bisa diterima oleh semua siswa. ASSURE model adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi.
Model assure ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan  bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran dengan menggunakan ASSURE Model  mempunyai beberapa tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi peserta didik.

TAHAPAN TAHAPAN MODEL ASSURE

Sabtu, 26 Mei 2012

Sifat-Sifat Bangun Ruang

DiDownload dari Youtube

Perbandingan Pendidikan Pakistan dan Indonesia

            Jenjang pendidikan dasar dan menengah di Pakistan dan di Indonesia tidak jauh berbeda. Yang berbeda adalah sekolah dasar di Pakistan hanya berlangsung 5 tahun, satu tahun lebih cepat dibandingkan dengan di Indonesia. Hal yang menarik dari Pakistan adalah adanya bentuk-bentuk pendidikan informal. Kalau di Indonesia, pendidikan informal hanya berupa pendidikan keluarga, maka di Pakistan setidaknya ada emapat jenis pendidikan informal, yaitu: 
 Kursus pendidikan dan ajaran islam 
 Kelompok penanggulangan bencana 
 Kursus keaksaraan dan teknologi 
 Kursus keterampilan hidup Hal menarik lainnya dari pendidikan di Pakistan adalah pemanfaatan teknologi dan komunikasi dalam pendidikan di Pakistan. Seperti yang kita lihat pada table 17 di atas terdapat sekitar Sembilan macam pemanfaatn teknologi dan infromasi untuk pendidikan, yaitu: 
 Intel teach program dan portofolio tentang internet untuk guru dan siswa  Intel teach in servuce programe 
 Skill for success course 
 Getting started course 
 Esential course 
 Thinking with technology course 
 Advanced online course 
 Leadership forum 
 Pre service program Hal menarik dari pemanfaatan teknologi dan informasi dalam pendidikan tersebut adalah thinking with technology course. Artinya, masyarakat Pakistan tidak hanya menjadi pemakai teknologi tetapi bagaimana berpikir dengan teknologi

Perbandingan Pendidikan Jerman dan Indonesia


KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI
PERBANDINGAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI JERMAN DAN INDONESIA
NO.
ASPEK YANG DIBANDINGKAN
JERMAN
INDONESIA
1.
Pembagian
Sarjana dan pascasarjana
a.    Universitas
b.    Fakultas seni dan music
c.    Fachhochschulen
Sarjana dan pascasarjan
2.
Tingkatan
a.   Sarjana (Bachelor)
b.    Master
c.    Doktor
a.     Diploma
b.    Sarjana
c.     Magister
d.    Doktor
3.
Masa Studi
a.    Sarjana : 4 tahun
b.    Master : 2 tahun
c.    Doktor : 4 tahun
a.    Diploma
D1 : 1-2 tahun
DII : 2-3 tahun
DIII : 3-5 tahun
DIV : 4-7 tahun
b.    Sarjana : 4-7 tahun
c.     Magister : 2-5 tahun
d.    Doktor : 4-6 tahun
4.
Jalur Masuk
Abitur dan tes
Ujian masuk (SNMPTN)
5.
Sistem belajar
SKS
SKS
6.
Nilai
Tingkatan nilai dari tertinggi ke terendah
Sehr (1), gut (2), befriedigend (3), aureichend (4), mangelhaft (5)
Tingkatan nilai dari yang paling tinggi ke paling rendah
A(4), B(3), C(2), D(1), E(0)
7.
Mata Kuliah Wajib
-
a.    Pendidikan agama;
b.    pendidikan kewarganegaraan; dan
c.    bahasa.
8.
Bukti Kelulusan
Diplom
Ijazah
9.
Ujian Kelulusan
Sarjana : Thesis
Master: Thesis
Doktor : Disertasi
Diploma : Tugas Akhir
Sarjana : Skripsi
Master : tesis
Doktor : disertasi
            Pendidikan tinggi di Jerman tidak jauh berbeda dengan di Indonesia, baik dari segi lama pendidikan, system belajar, ujian kelulusan, maupun tingkatannya. Hanya saja di Jerman tidak ada program diploma (politeknik) seperti di Indonesia, karena di Jerman program pendidikan tingginya dibagi menjadi tiga macam, yaitu universitas, fakultas seni dan music, dan fachhochschulen. Universitas lebih mengutamakan ke pengajaran teori, fakultas seni dan music, sesuai namanya mempelajari tentang music dan seni, fachhochschulen menitik beratkan pada aspek terapan.
            Hal lain yang berbeda antara kurikulum pendidikan tinggi di Jerman dan Indonesia adalah jalur masuknya. Di Jerman, untuk memasuki perguruan tinggi dipakai hasil ujian abitur dan nilai Gymnasiale Oberstufe ditambah dengan tes sesuai dengan jurusan yang dipilih calon mahasiswa. Sedangkan di Indonesia, untuk masuk perguruan tinggi melalui ujian masuk (UM) tanpa memperhatikan nilai pada sekolah menengah.
            Hal lain yang berbeda dari universitas di Jerman dan di Indonesia adalah mengenai nilai. Kalau di Jerman, nilai yang paling baik justru yang angkanya kecil, yaitu 1. Semakin besar angka itu maka nilai nilainya semakin buruk. Berkebalikan dengan di Indonesia, semakin besar angkanya, maka nilainya semakin baik, di mana nilai tetinggi adalah 4 dengan predikat A.

Perbandingan Pendidikan Brazil dan Indonesia


JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
            Di Brazil tidak ada jenjang pendidikan menengah, yang ada hanya jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan tinggi. Tetapi jika kita ingin membandingkan jenjang pendidikan menengah di Indonesia dengan pendidikan di Brazil maka kita bisa membandingkannya dengan Ensio Medio karena, seperti yang telah dibahas sebelumnya, kedua pendidikan ini setara ditinjau dari umur siswanya.  
TABEL 2
PERBANDINGAN ENSINO MEDIO DI BRAZIL DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH DI INDONESIA
NO.
ASPEK YANG DIBANDINGKAN
ENSINO MEDIO DI BRAZIL
JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH DI INDONESIA
1.
Lama Pendidikan
3 tahun
3 tahun

2.
Jenis Pendidikan
-
Sekolah umum dan sekolah kejuruan

3.
Sifat Pendidikan
Tidak wajib
Tidak wajib
4.
Usia Sekolah
15-17 tahun
16-18 tahun

5.
Tahun Ajaran
Dibagi menjadi dua semester
a.    Semester pertama
: Maret-Juli
b.   Semester kedua
: Agustus-Desember
Dibagi menjadi dua semester:
a.    Semester pertama
: Juli-Desember
b.    Semester kedua
: Januari-Juni

6.
Waktu Belajar
Dilakukan selama 200 hari efektif atau 29 minggu efektif/tahun

32-38 minggu efektif/tahun
7.
Biaya Pendidikan
Tanggung jawab negara
Pemerintah pusat (APBN) dan pemerintah daerah (APBD)

8.
Sistem Penilaian
SAEB dan PROVA Brazil
Ujian Nasional

9.
Kurikulum
Portugis, bahasa asing, sejarah, geografi, matematika, fisika, kimia, biologi, filsafat, dan sosiologi.

Pendidikan Agama, pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan kesehatan, Keterampilan/Kejuruan, dan Muatan Lokal.


            Tidak banyak yang akan dibahas pada Ensio Mendio di sini Karena hal ini telah dibahas pada jenjang pendidikan dasar. Selain itu, jenjang pendidikan menengah di Indonesia tidak terlalu jauh berbeda dengan jenjang pendidikan dasarnya. Hal menarik dari Ensio Medio  di Brazil ini jika dibandingkan dengan pendidikan menengah di Indonesia adalah adanya pelatihan professional. Selain menyelesaikan pendidikan menengah selama tiga tahun, siswa Ensio Medio di Brazil juga mengikuti pelatihan professional yang biasanya berlangsung 2 tahun dan dapat diambil pada tahun kedua dan ketiga. Berbeda dengan di Indonesia, pendidikan professional (dalam hal ini kejuruan) hanya didapatkan siswa yang telah memilih sekolah menengah kejuruan (SMK) yang memang dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja. Sedangkan siswa yang sekolah menengah umum (SMA) tidak mendapatkan materi kejuruan karena memang mereka dipersiapkan untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. Tetapi masalahnya, tidak semua lulusan SMA melanjutkan ke pendidikan tinggi. Ketika lulusan SMA ini lebih memilih untuk memasuki dunia kerja, maka pelajaran yang mereka dapatkan di SMA tidak mumpuni untuk dipakai di dunia kerja. Oleh karena itu, pelatihan professional seperti di Brazil ini sepertinya baik diterapkan di SMA di Indonesia. Hasil pelatihan ini bisa menjadi bekal bagi  mereka yang lebih memilih memasuki dunia kerja, dan bisa menjadi modal awal bagi mereka yang melanjutkan ke pendidikan tinggi. Apalagi di tengah persaingan global seperti sekarang ini, sangat penting membekali lulusan sekolah dengan kemampuan (skill) lebih.