Rabu, 28 November 2012

CETAR TEPE PAGI A

Pelatihan Pengembangan Media Interaktif di PUSTEKKOM Ciputat, Tanggerang Selatan

Senin, 26 November 2012

TP A....CetarAlways

Foto-foto ini diambil pada saat kami mahasiswa Teknologi Pendidikan kelas Reguler Pagi A angkatan 2011 mengikuti pelatihan Pengembangan Multimedia Interaktif di PUSTEKKOM Ciputat Tanggerang Selatan :D


Kamis, 22 November 2012

Model-Model Pengembangan Kurikulum

1. Pengertian Model Pengembangan Kurikulum
Menurut Good dan Travers dalam Sanjaya (2010:82), model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi peristiwa kompleks atau sistem, dalam bentuk naratif, matematis, grafis, serta lambang-lambang lainnya. Menurut Arifin (2012:137), model atau konstruksi merupakan ulasan teoritis tentang suatu konsepsi dasar. Sedangkan pengembangan kurikulum menurut Sukmadinata (2012:31) adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya. Berdasarkan pengertian model dan pengembangan kurikulum di atas dapat disimpulkan bahwa Model pengembangan kurikulum adalah ulasan teoritis dalam bentuk naratif, matematis, grafis, serta lambang-lambang dalam penyusunan kurikulum yang baru ataupun penyempurnaan kurikulum yang telah ada yang memberikan relevansi pada masa mendatang.

2. Model-Model Pengembangan Kurikulum 
Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Setiap model memiliki kekhasan tertentu baik dilihat dari keluasan pengembangan kurikulumnya maupun dilihat dari tahapan pengembangannya. Pemilihan suaatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencaiapai hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang dianut serta model konsep pendidikan mana yang digunakan. 
Zais dalam Arifin (2012:137) mengemukakan delapan model pengembangan kurikulum, yaitu: 
1. The Administrative (Line –Staff) Model 
2. The Grass-Roots Model 
3. The Demostration Model 
4. Beauchamp’s System Model 
5. Taba’s Inverted Model 
6. Roger’s Interpersonal Relations Model 
7. The Systematic Action-Research Model 
8. Emerging Technical Model 

1) The Administrative (Line –Staff) Model 
Model pengembangan kurikulum ini merupakan model

Rabu, 14 November 2012

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum

Dalam Sukmadinata (2012 : 158), ada tiga faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, yaitu : 
1. Perguruan Tinggi 
2. Masyarakat 
3. Sistem nilai 

1. Pergururan Tinggi 
Perguruan tinggi setidaknya memberikan dua pengaruh terhadap kurikulum sekolah. 
1) Dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan diperguruan tinggi umum.            Pengetahuan dan teknologi banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikulum serta proses pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dikembangkan di perguruan tinggi akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan dikembangkan dalam kurikulum. Perkembangan teknologi selain menjadi isi kurikulum juga mendukung pengembangan alat bantu dan media pendidikan. 
2) Dari segi pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK, seperti IKIP, FKIP, STKIP). Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi pengembangan kurikulum, terutama melalui penguasaan ilmu dan kemampuan keguruan dari guru-guru yang dihasilkannya. Pengusaan keilmuan, baik ilmu pendidikan maupun ilmu bidang studi serta kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan implementasi kurikulum di sekolah. Guru-guru yang mengajar pada berbagai jenjang dan jenis sekolah yang ada dewasa ni, umumnya disiapkan oleh LPTK melalui berbagai program, yaitu program diploma dan sarjana. Pada Sekolah Dasar masih banyak guru berlatar belakang pendidikan SPG dan SGO, tetapi secara berangsur-angsur mereka mengikuti peningkatan kompetensi dan kualifikasi pendidikan guru melalui program diploma dan sarjana. 

2. Masyarakat 
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya bertugas mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara bermatabat di masyarakat. Sebagai bagian dan agen masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di tempat sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi masyarakat penggunanya serta upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka. Masyarakat yang ada di sekitar sekolah mungkin merupakan masyarakat yang homogen atau heterogen. Sekolah berkewajiban menyerap dan melayani aspirasi-aspirasi yang ada di masyarakat. Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat adalah dunia usaha. Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarkat akan mempengaruhi pengembangan kurikulum. Hal ini karena sekolah tidak hanya sekedar mempersiapkan anak untuk selesai sekolah, tetapi juga untuk dapat hidup, bekerja, dan berusaha. Jenis pekerjaan yang ada di masyarakat berimplikasi pada kurikulum yang dikembangkan dan digunakan sekolah. 

3. Sistem Nilai 
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertangung jawab dalam pemeliharaan dan pewarisan nilai-nilai positif yang tumbuh di masyarakat. Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasikan dalam kurikulum. Persoalannya bagi pengembang kurikulum ialah nilai yang ada di masyarakat itu tidak hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen, terdiri dari berbagai kelompok etnis, kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok sosial, dan kelompok spritual keagamaan, yang masing-masing kelompok itu memiliki nilai khas dan tidak sama. Dalam masyarakat juga terdapat aspek-aspek sosial, ekonomi, politk, fisik, estetika, etika, religius, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut sering juga mengandung nilai-nilai yang berbeda. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasi pebagai nilai yang tumbuh di masyarakat dalam kurikulum sekolah, diantaranya : 
1) Guru mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat 
2) Guru berpegang pada prinsip demokratis, etis, dan moral 
3) Guru berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru 
4) Guru menghargai nlai-nilai kelompok lain 
5) Memahami dan menerima keragaman budaya yang ada 

SUMBER 
Sukmadinata, N. S. (2012). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Senin, 05 November 2012

Matematika dan Gelas

Ini adalah gambar yang saya ambil pada acara resepsi pernikahan kakak saya di Masjil Al-Musyawaroh Kelapa Gading Jakarta. Mungkin sebagian orang menganggap ini adalah hal iseng, tapi bagiku ini hal menarik. Kalau dilihat dengan seksama, banyak konsep matematika yang terdapat dalam gambar ini. Konsep lingkaran, Luas lingkaran, garis singgung lingkaran, Titik singgung lingkaran. Konsep barisan dan deret, Konsep Volume bangun ruang, Konsep Kongruen......Hm...apalagi yach,, oh ya Konsep Kaidah pencacahan juga ada, Konsep peluang juga bisa....
:)

Kamis, 01 November 2012

Sejajar

Karena kedua menara ampera ini SEJAJAR maka kalau dilihat dari satu sisi kedua menara ampera ini terlihat satu....