1. Jenjang Pendidikan Perancis
Tujuan utama
pendidikan Perancis pada mulanya adalah untuk meningkatkan nasionalisme. Upaya
peningkatan nasionalisme ini dilakukan melalui sekolah dengan mempromosikan
buku-buku teks yang seragam isinya antara lain menekankan perlunya melanjutkan
negara Perancis yang sudah ada semenjak rezim lama (kerajaan) dan pembentukan
sistem baru bersifat sentralistis yang ketat. Hampir seluruh sistem pendidikan
formal di Perancis dilaksanakan secara tersentralisasi yang ketat dan dikontrol
oleh Kementerian Pendidikan. Jenjang pendidikan di negara Perancis terdiri atas
tiga jenjang, yaitu:
1.Pendidikan
Dasar (pra-sekolah dan sekolah rendah).
2.Pendidikan
Menengah.
3.
Pendidikan Tinggi (Tadjab, 1994:99)
Kurikulum
Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Perancis
Pendidikan Dasar
di Perancis
wajib dan tidak
membedakan aliran keagamaan, terdapat dua jenis pendidikan pararel; sekolah
umum pemerintah dan sekolah-sekolah menengah kecil yang disebut “lycees”. Yang
terakhir ini sering menampung murid-murid yang berasal dari kelas menengah
borjuis, yang selalu keberatan mengirimkan anak-anaknya ke sekolah yang sama
bersama anak-anak rakyat biasa. Dari umur 6 sampai 11 tahun anak-anak memasuki
sekolah rendah. Pelajaran di tingkat ini sama bagi semua anak, baik laki-laki
maupun perempuan. Namun sebelum memasuki sekolah rendah itu, anak-anak memasuki
pendidikan pra-sekolah, yang disebut ”ecoles maternelles” atau sekolah ibu,
mulai umur 2 tahun. Pusat perhatian pendidikan pra-sekolah ini, adalah
perkembangan fisik, intelek dan moral anak. Untuk mencapai tujuan tersebut
kurikulumnya terdiri atas gerak badan, bermain-main, bernyanyi, menggambar dan
melukis serta membuat barang-barang dengan tangan; dan diadakan latihan
observasi terhadap benda-benda yang ada disekitar lingkungan
anak
(Tadjab,1994:100).
Pada tahun
terakhir anak-anak pra-sekolah mulai diperkenalkan dengan pelajaran membaca,
menulis dan berhitung. Pendidikan rendah dibagi atas 3 bagian, yaitu:
1.Persiapan, bagi anak yang berumur 6 sampai 7 tahun.
2.Elementer,
bagi anak yang berumur 7 sampai 9 tahun.
3.Pertengahan,
bagi anak yang berumur 9 sampai 11 tahun.
Kurikulum
pendidikan rendah terdiri atas: bahasa Perancis, membaca dan menulis,
berhitung, sejarah dan ilmu bumi, pelajaran budi pekerti dan kewarganegaraan,
dasar-dasar ilmu pasti dan alam, dasar-dasar menggambar, pekerjaan tangan,
bernyanyi dan gerak badan (Tadjab,1994:100).
Pendidikan
Menengah di Perancis
Pendidikan
menengah di Perancis, dimulai dengan memasuki kelas percobaan (cycle
d’observation), yang pada masa lalu, melalu seleksi yang ketat; tetapi sekarang
semua yang lulus sekolah dasar negeri yang memenuhi syarat dapat memasuki kelas
ini tanpa seleksi. Yang diterima pada kelas percobaan ini ialah anak yang
berumur paling sedikit 11 tahun dan tidak lebih dari 12 tahun
(Tadjab,1994:100).
Setelah anak menyelesaikan
cycle d’observation yang lamanya 2 tahun ini, terbukalah 5 jenis pendidikan
bagi anak sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Jenis pertama adalah Pendidikan
Penutupan, yang lamanya 3 tahun dan tidak ada lanjutannya. Kurikulumnya adalah
merupakan lanjutan dari pendidikan umum sekolah dasar dan ditambah dengan mata
pelajaran praktis untuk kehidupan sehari-hari. Pendidikan ini dimaksudkan bagi
anak-anak yang bakatnya paling tipis dan yang kemampuan intelektualnya paling
rendah. Dengan berlakunya Undang-undang wajib belajar sampai umur 16 tahun,
maka pendidikan ini di akhiri dengan ujian dan ijazah pendidikan wajib. Jenis
kedua adalah Pendidikan Umum Pendek, yang disebut juga dengan sekolah Menengah
Umum, yang lamanya 3 tahun. Lulusan pendidikan umum ini, dapat memasuki
jabatan-jabatan yang tidak bersifat teknis dan bisa memasuki Sekolah Normal
(Guru). Jenis ketiga adalah Pendidikan Kejuruan Pendek, yang diberikan dalam
Sekolah Menengah Kejuruan, yang lamanya 4 tahun. Pendidikan ini dimaksudkan
bagi anak-anak yang berbakat teknis. Disamping memperluas pendidikan umum,
pendidikan ini meliputi latihan teori dan praktek dalam suatu kejuruan dan juga
diberikan spesialisasi agak mendalam. Jenis keempat adalah Pendidikan Kejuruan
Panjang, yang diperuntukan bagi mereka yang berbakat teknis yang mempunyai
kemampuan intelektual tinggi. Pendidikan ini terdiri dari pendidikan agen
teknik, selama 4 tahun dan pendidikan ahli selama 5 tahun. Jenis kelima adalah
Pendidikan Umum Panjang, yang menyiapkan anak atau lulusannya untuk memasuki
pendidikan tinggi. Lama pendidikannya adalah 7 tahun, termasuk masa penentuan
jurusan (kelas percobaan) (Tadjab,1994:100).
c. Pendidikan Tinggi di Perancis
Jenjang
pendidikan tinggi, diberikan di universitas-universitas. Universitas Sarbonne
di Paris adalah Universitas Pusat. Disetiap academie ada sebuah universitas sebagai
pusat. Setiap universitas, baik di pusat, maupun yang di academie-academie,
terdiri dari sejumlah fakultas. Suatu universitas dapat juga meliputi
lembaga-lembaga yang meliputi suatu akademi dalam ilmu-ilmu tertentu. Fakultas
atau institut penelitian atau sekolah tinggi yang menjadi bagian dari suatu
universitas, mempunyai otonomi yang luas; dan mempunyai fasilitas-fasilitas
sendiri seperti laboratorium dan perpustakaan. Universitas Paris misalnya;
mempunyai lebih dari 100 perpustakaan khusus dalam bidang-bidang tertentu dan
tersebar di berbagai tempat (Tadjab,1994:101).
Pendidikan
Tinggi (universitas), dibagi dalam 3 cycle, masing-masing 2 tahun lamanya dan
diakhiri dengan ujian.
1) Cycle pertama
mengenai ”science” terdiri dari 4 jurusan yang dapat dipilih mahasiswa.
Kalau lulus ujian pada cycle science ini, mahasiswa mendapat
ijazah D.U.E.S. dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke institusi lain,
atau akan terus belajar pada universitas yang sama.
2) Cycle kedua
mengenai kesenian, mempunyai 5 jurusan, untuk mahasiswa yang tidak ingin
menjadi guru. Yang lulus ujian akhir cycle kesenian ini mendapat ijazah D.U.E.L.
3) Cycle ketiga, ditujukan untuk menghasilkan para peneliti dengan gelar
”maitreise”. Bagian science terdiri dari 12 jurusan. Selama cycle ini,
mahasiswa
bagian science harus mendapatkan 4 ijazah (2 ijazah) setiap tahun,
sedangkan
bagian kesenian 2 ijazah. Untuk mendapatkan gelar ”maitrase” seorang
mahasiswa
harus membuat thesis; pada akhir tahun ketiga diberi ijazah ”licence”,
yang
menghendaki pengkhususan dalam satu atau dua mata pelajaran di sekolah.
Ijazah
untuk menjadi guru Lycee diperoleh setelah menamatkan IPES (Institut de
Preparation Aux Enseignenments Du Second Degree), dan menempuh ujian negara
yang diadakan tiap tahun dan bersifat kompetitif dan selektif. Pada akhir
cycle ketiga, mahasiswa yang lulus ujian, mendapat gelar doktor
(Tadjab,1994:102).
Sekolah normal diadakan untuk pendidikan guru, yang disebut ”Ecole Normale”.
Sekolah Normal ini dalam setiap wilayah (academie) ada dua buah, satu untuk
pria dan lainnya untuk wanita yang diterima adalah anak-anak berumur antara
15-17 tahun dan lulus ujian masuk; mereka sekurang-kurangnya harus sudah tamat
kelas III sekolah menengah. Lama belajarnya 4 tahun, 3 tahun pertama untuk
melengkapi pendidikan calon guru sampai tingkat baccalaureat dan pada tahun
keempat untuk pendidikan keguruan serta prakteknya. Sedangkan untuk sekolah
guru menengah (lycee) harus mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi dan IPES
sebagaimana telah dikemukakan. Beberapa lulusan menengah yang terbaik dalam
ujian masuk, dapat diterima di Sekolah Normal Tinggi (Ecole Normale Superieur),
yang merupakan salah satu bentuk ”Grand Ecole” atau sekolah tinggi bukan
universitas. Oleh karena lulusan Grand Ecole ini terjamin kedudukannya setelah
tamat, bebas uang kuliah, malahan diberi uang pemondokan dan uang saku, maka
banyak sekali yang ingin masuk, tetapi tempatnya sangat terbatas; karenanya
ujian masuk diperberat.
2. Jenjang Pendidikan Indonesia
Berdasarkan UU Sisdiknas
No.20 Tahun 2003, jenjang pendidikan di Indonesia ada 3 yaitu;
1.Pendidikan
Dasar
2.Pendidikan
Menengah
3.Pendidikan
Tinggi
Kurikulum
Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Indonesia
Pendidikan Dasar
Indonesia
Pendidikan Dasar
di Indonesia, dimulai dengan jenjang pendidikan yang pertama yaitu: Pendidikan
dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Pendidikan dasar
berbentuk:
1.Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat; serta
2.Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain
yang sederajat.
Kurikulum
pendidikan dasar dan menengah wajib memuat; pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olah raga,
keterampilan/kejuruan dan muatan lokal (UU, Sisdiknas, pasal 37:2003).
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya
oleh setiap kelompok satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah dibawah
koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah
(UU, Sisdiknas, pasal 38;2003).
b. Pendidikan Menengah Indonesia
Di Indonesia
pendidikan menengah juga terdiri dari beberapa jenis pendidikan. Pendidikan
Menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri
atas:
1. Pendidikan
menengah umum, dan
2. Pendidikan
menengah kejuruan.
Pendidikan
menengah berbentuk:
1.Sekolah
Menengah Atas (SMA),
2.Madrasah
Aliyah (MA),
3.Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), dan
4.Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat (UU, Sisdiknas, pasal 18, 2003).
Pendidikan umum merupakan
pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang
diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Sedangkan, pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Pendidikan menengah umum maupun kejuruan lama pendidikannya 3 tahun (sisdiknas,
pasal 15, 2003).
Kurikulum
Pendidikan Menengah wajib memuat; pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan,
bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan
budaya, pendidikan jasmani dan olah raga, keterampilan/kejuruan dan muatan
lokal (UU, Sisdiknas, pasal 37:2003).
c. Pendidikan Tinggi di Indonesia
Jenjang
Pendidikan Tinggi di Indonesia terdiri dari beberapa macam dimana, pendidikan
tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup
program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi (UU, Sisdiknas, pasal 19: 2003).
Perguruan tinggi dapat berbentuk:
1. Akademi,
2. Politeknik,
3. Sekolah
tinggi,
4. Institut,
atau
5. Universitas.
Perguruan tinggi
berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi,
dan/atau vokasi (UU, Sisdiknas, pasal 20,2003).
Kerangka dasar dan struktur kurikulum Pendidikan Tinggi di Indonesia
dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk setiap program studi. Dimana kurikulum
pendidikan tinggi wajib memuat: pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan
dan bahasa.
Persamaan dan
perbedaan jenjang pendidikan dan kurikulum antara Indonesia dan Perancis.
- Pendidikan dasar antara Indonesia dan
Perancis terdapat perbedaan dalam hal pembagian jenjangnya
- Pendidikan menengah Indonesia lama
pendidikan dapat diselesaikan dalam jangka waktu 3 tahun. Sementara pada sistem
pendidikan Prancis masih terdapat 5 jenis pendidikan bagi siswa yang
disesuaikan dengan bakat dan kemampuannya.
- Terdapat perbedaan antara pendidikan tinggi
Indonesia dan Perancis terutama dalam hal penyelenggaraan kurikulum.
-
Sistem pendidikan Indonesia dan Prancis pada pembagian jenis dan jenjang
pendidikannya hampir memiliki kesamaan mulai dari pendidikan dasar yang terdiri
dari pendidikan pra-sekolah dan sekolah dasar, pendidikan menengah yang terbagi
dalam pendidikan menengah umum dan kejuruan, dan pendidikan tinggi yang terdiri
dari berbagai jenis jurusan, hanya saja terdapat perbedaan dalam tahapan
penerimaan mahasiswa pada pendidikan tinggi.
- Di Perancis sistem pendidikan
bersifat sentralistis.
- Di Indonesia sistem pendidikan
Indonesia bersifat desentralisasi, walaupun masih ada hal-hal tertentu yang
bersifat sentralisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar