Sabtu, 26 Mei 2012
Perbandingan Pendidikan Pakistan dan Indonesia
Jenjang pendidikan dasar dan menengah di Pakistan dan di Indonesia tidak jauh berbeda. Yang berbeda adalah sekolah dasar di Pakistan hanya berlangsung 5 tahun, satu tahun lebih cepat dibandingkan dengan di Indonesia.
Hal yang menarik dari Pakistan adalah adanya bentuk-bentuk pendidikan informal. Kalau di Indonesia, pendidikan informal hanya berupa pendidikan keluarga, maka di Pakistan setidaknya ada emapat jenis pendidikan informal, yaitu:
Kursus pendidikan dan ajaran islam
Kelompok penanggulangan bencana
Kursus keaksaraan dan teknologi
Kursus keterampilan hidup
Hal menarik lainnya dari pendidikan di Pakistan adalah pemanfaatan teknologi dan komunikasi dalam pendidikan di Pakistan. Seperti yang kita lihat pada table 17 di atas terdapat sekitar Sembilan macam pemanfaatn teknologi dan infromasi untuk pendidikan, yaitu:
Intel teach program dan portofolio tentang internet untuk guru dan siswa
Intel teach in servuce programe
Skill for success course
Getting started course
Esential course
Thinking with technology course
Advanced online course
Leadership forum
Pre service program
Hal menarik dari pemanfaatan teknologi dan informasi dalam pendidikan tersebut adalah thinking with technology course. Artinya, masyarakat Pakistan tidak hanya menjadi pemakai teknologi tetapi bagaimana berpikir dengan teknologi
Perbandingan Pendidikan Jerman dan Indonesia
KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI
PERBANDINGAN
KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI JERMAN DAN INDONESIA
NO.
|
ASPEK YANG
DIBANDINGKAN
|
JERMAN
|
INDONESIA
|
1.
|
Pembagian
|
Sarjana dan pascasarjana
a. Universitas
b. Fakultas seni dan music
c. Fachhochschulen
|
Sarjana dan pascasarjan
|
2.
|
Tingkatan
|
a. Sarjana (Bachelor)
b. Master
c. Doktor
|
a. Diploma
b. Sarjana
c. Magister
d. Doktor
|
3.
|
Masa Studi
|
a. Sarjana : 4 tahun
b. Master : 2 tahun
c. Doktor : 4 tahun
|
a. Diploma
D1 : 1-2 tahun
DII : 2-3
tahun
DIII : 3-5
tahun
DIV : 4-7
tahun
b. Sarjana : 4-7 tahun
c. Magister : 2-5 tahun
d. Doktor : 4-6 tahun
|
4.
|
Jalur Masuk
|
Abitur dan tes
|
Ujian masuk (SNMPTN)
|
5.
|
Sistem belajar
|
SKS
|
SKS
|
6.
|
Nilai
|
Tingkatan nilai dari tertinggi ke terendah
Sehr (1), gut (2), befriedigend (3), aureichend (4), mangelhaft (5)
|
Tingkatan nilai dari yang paling tinggi ke paling rendah
A(4), B(3), C(2), D(1), E(0)
|
7.
|
Mata Kuliah Wajib
|
-
|
a. Pendidikan agama;
b. pendidikan kewarganegaraan; dan
c. bahasa.
|
8.
|
Bukti Kelulusan
|
Diplom
|
Ijazah
|
9.
|
Ujian Kelulusan
|
Sarjana : Thesis
Master: Thesis
Doktor : Disertasi
|
Diploma : Tugas Akhir
Sarjana : Skripsi
Master : tesis
Doktor : disertasi
|
Pendidikan
tinggi di Jerman tidak jauh berbeda dengan di Indonesia, baik dari segi lama
pendidikan, system belajar, ujian kelulusan, maupun tingkatannya. Hanya saja di
Jerman tidak ada program diploma (politeknik) seperti di Indonesia, karena di
Jerman program pendidikan tingginya dibagi menjadi tiga macam, yaitu
universitas, fakultas seni dan music, dan fachhochschulen.
Universitas lebih mengutamakan ke pengajaran teori, fakultas seni dan music,
sesuai namanya mempelajari tentang music dan seni, fachhochschulen menitik beratkan pada aspek terapan.
Hal
lain yang berbeda antara kurikulum pendidikan tinggi di Jerman dan Indonesia
adalah jalur masuknya. Di Jerman, untuk memasuki perguruan tinggi dipakai hasil
ujian abitur dan nilai Gymnasiale Oberstufe
ditambah dengan tes sesuai dengan jurusan yang dipilih calon mahasiswa.
Sedangkan di Indonesia, untuk masuk perguruan tinggi melalui ujian masuk (UM)
tanpa memperhatikan nilai pada sekolah menengah.
Hal
lain yang berbeda dari universitas di Jerman dan di Indonesia adalah mengenai
nilai. Kalau di Jerman, nilai yang paling baik justru yang angkanya kecil,
yaitu 1. Semakin besar angka itu maka nilai nilainya semakin buruk.
Berkebalikan dengan di Indonesia, semakin besar angkanya, maka nilainya semakin
baik, di mana nilai tetinggi adalah 4 dengan predikat A.
Perbandingan Pendidikan Brazil dan Indonesia
JENJANG
PENDIDIKAN MENENGAH
Di
Brazil tidak ada jenjang pendidikan menengah, yang ada hanya jenjang pendidikan
dasar dan jenjang pendidikan tinggi. Tetapi jika kita ingin membandingkan
jenjang pendidikan menengah di Indonesia dengan pendidikan di Brazil maka kita
bisa membandingkannya dengan Ensio Medio karena,
seperti yang telah dibahas sebelumnya, kedua pendidikan ini setara ditinjau
dari umur siswanya.
TABEL 2
PERBANDINGAN
ENSINO MEDIO DI BRAZIL DAN JENJANG
PENDIDIKAN MENENGAH DI INDONESIA
NO.
|
ASPEK YANG
DIBANDINGKAN
|
ENSINO MEDIO DI BRAZIL
|
JENJANG
PENDIDIKAN MENENGAH DI INDONESIA
|
1.
|
Lama Pendidikan
|
3 tahun
|
3 tahun
|
2.
|
Jenis Pendidikan
|
-
|
Sekolah umum dan sekolah kejuruan
|
3.
|
Sifat Pendidikan
|
Tidak wajib
|
Tidak wajib
|
4.
|
Usia Sekolah
|
15-17 tahun
|
16-18 tahun
|
5.
|
Tahun Ajaran
|
Dibagi menjadi dua semester
a. Semester pertama
: Maret-Juli
b. Semester kedua
:
Agustus-Desember
|
Dibagi menjadi dua semester:
a. Semester pertama
:
Juli-Desember
b. Semester kedua
: Januari-Juni
|
6.
|
Waktu Belajar
|
Dilakukan selama 200 hari efektif atau 29 minggu
efektif/tahun
|
32-38 minggu efektif/tahun
|
7.
|
Biaya Pendidikan
|
Tanggung jawab negara
|
Pemerintah pusat (APBN) dan pemerintah daerah (APBD)
|
8.
|
Sistem Penilaian
|
SAEB dan PROVA Brazil
|
Ujian Nasional
|
9.
|
Kurikulum
|
Portugis,
bahasa asing, sejarah, geografi, matematika, fisika, kimia, biologi,
filsafat, dan sosiologi.
|
Pendidikan Agama, pendidikan Kewarganegaraan,
Bahasa, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni dan
Budaya, Pendidikan Jasmani dan kesehatan, Keterampilan/Kejuruan, dan Muatan
Lokal.
|
Tidak banyak yang akan dibahas pada Ensio Mendio di sini Karena hal ini
telah dibahas pada jenjang pendidikan dasar. Selain itu, jenjang pendidikan
menengah di Indonesia tidak terlalu jauh berbeda dengan jenjang pendidikan
dasarnya. Hal menarik dari Ensio Medio di Brazil ini jika dibandingkan dengan
pendidikan menengah di Indonesia adalah adanya pelatihan professional. Selain
menyelesaikan pendidikan menengah selama tiga tahun, siswa Ensio Medio di Brazil juga mengikuti pelatihan professional yang
biasanya berlangsung 2 tahun dan dapat diambil pada tahun kedua dan ketiga. Berbeda
dengan di Indonesia, pendidikan professional (dalam hal ini kejuruan) hanya
didapatkan siswa yang telah memilih sekolah menengah kejuruan (SMK) yang memang
dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja. Sedangkan siswa yang sekolah menengah
umum (SMA) tidak mendapatkan materi kejuruan karena memang mereka dipersiapkan
untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. Tetapi masalahnya, tidak semua lulusan SMA
melanjutkan ke pendidikan tinggi. Ketika lulusan SMA ini lebih memilih untuk
memasuki dunia kerja, maka pelajaran yang mereka dapatkan di SMA tidak mumpuni
untuk dipakai di dunia kerja. Oleh karena itu, pelatihan professional seperti
di Brazil ini sepertinya baik diterapkan di SMA di Indonesia. Hasil pelatihan
ini bisa menjadi bekal bagi mereka yang
lebih memilih memasuki dunia kerja, dan bisa menjadi modal awal bagi mereka
yang melanjutkan ke pendidikan tinggi. Apalagi di tengah persaingan global
seperti sekarang ini, sangat penting membekali lulusan sekolah dengan kemampuan
(skill) lebih.
Langganan:
Postingan (Atom)