Selasa, 01 Mei 2012

Sebaik Budi Pekerti

Judul di atas adalah salah satu subjudul yang terdapat pada buku "Membumikan Matematika" buah pikiran Budi Manfaat. Buku ini tak sengaja kutemukan di atas meja perpustakaan Pascasarjana UNSRI saat aku dengan malas-malasan mencari buku statistika. Kubaca sepintas dan hmmmm sepertinya menarik, jadi aku putuskan untuk meminjamnya. Hal yang paling menarik adalah pada subbab Sebaik Budi Pekerti. Berikut Isi subbab ini tentu dipoles dengan bahasa saya sendiri. Selamat membaca dan semoga bermanfaat :)

""Disadari atau tidak, matematika ternyata juga mengajarkan sifat-sifat mulia, diantaranya adalah konsisten (istiqomah), jujur (siddiq), dapat dipercaya (amanah), dan kreatif.
1. Konsisten (Istiqomah)

Kalah di Lapangan Menang di Jiwa


Dramatis, sepertinya kata ini sangat tepat untuk menggambarkan semifinal liga champion 2011/2012 ini. Dari 4 tim yang ada 2 dari Spanyol, satu dari Inggris, dan satu dari Jerman. Berdasarkan teori peluang sebenarnya tim Spanyol lebih besar peluangnya tuk masuk final, yaitu 1/2 sedangkan Inggris yang diwakili Chelsea dan Jerman yang diwakili Munchen masing2 berpeluang 1/4. Tapi ternyata teori peluang tak berdaya di sini karena yang masuk final ternyata Chelsea dan Munchen. Sebernarnya aku memprediksi, lebih tepatnya mengharap, Barcelona dan Munchen yang akan menggemparkan Allianz Arena di final, tapi tak dinyana Barca terhempas di kandang dengan sangat memalukan, ditahan imbang Chelsea 2-2  yang hanya bermain dengan 10 pemain dan berdasarkan statistik tak lebih dari 5 kali Chelsea melakukan shooting ke gawang Barca. Rekan senegara Barca sekaligus rival abadinya, Real Madrid harus tersingkir dengan tak kalah dramatis, setelah 3 pemainnya gagal menyarangkan bola di gawang Munchen pada babak adu penalti. Tapi hal pokok yang ingin saya sampaikan di sini bukan masalah siapa yang menang atau berapa gol yang tercipta, tapi bagaimana kedua tim yang kalah menghadapi kekalahan itu. Aku yakin semua orang sepakat jika aku mengatakan kalau kegagalan Barca menembus final adalah kegagalan yang sangat memalukan dan memilukan. Hampir semua pemain Barca menangis, tapi salute to Barcelona, karena di tengah deraian air mata, mereka mampu bersalaman dan bahkan berpelukan dengan para pemain Chelsea serta memberikan applause tuk keberhasilan Chelsea. Begitu juga yang dilakukan sang pelatih, Pep berpelukan dengan Di Mateo. Padahal semua orang yang menonton pasti menyaksikan betapa bentrokan2 terjadi saat pertandingan berlangsung.Pemandangan serupa tak terlihat di Barnabeu saat Madrid tersingkir. Sang pelatih, Mourinho langsung "ngonyor" meninggalkan lapangan sesaat setelah dipastikan mereka gagal. Begitupun para pemain, hampir atau bahkan tak ada yang bersalaman, Madrid larut dengan kesedihannya dan Munchen gempita dengan keberhasilannya. Ckckkck....memang berat memberi selamat orang yang mengalahkan kita,,,dan tidak mudah menghargai perasaan orang yang telah kita kalahkan....hmmmmmmm

Salute to Chelsea and Barcelona