1.
DEFINISI
HIPOTESIS
Istilah hipotesis berasal dari bahasa yunani yang
mempunyai dua kata yaitu “Hupo”
(sementara) dan “thesis” (peryataan
atau teori). Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah
kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya. Kemudian para ahli menafsirkan
arti hipotesis adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antar variabel atau
lebih (Kerlinger, 1973: 18) dalam Riduwan (2006: 162).
Dalam Satistika terdapat dua bentuk hipotesis
penelitian antara lain, hipotesis kerja
(Ha) dan Hipotesis nol (Ho).
Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis alternatif) yaitu
hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan teori
teori yang ada hubungannya yang relevan dengan masalah penelitian dan belum
berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata di lapangan. Dalam perhitungan
statistik yang diuji adalah hipotesis nol (Ho), jadi hipotesis nol adalah
pernyataan tidak adanya hubungan, pengaruh, atau perbedaan antar variabel.
2.
CIRI-CIRI
HIPOTESIS
Karakteristik Hipotesis yang Baik Sebuah hipotesis atau dugaan
sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut
diantaranya :
a. Hipotesis
harus mempunyai daya penjelas
b. Hipotesis
harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel
c. Hipotesis
harus dapat diuji
d. Hipotesis
hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
e. Hipotesis
hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis
yang baik :
-
Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua
variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap
turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana
perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
-
Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima
atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
-
Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada
permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang
sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar.
Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur
dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari
laporan penelitian sebelumnya.
- Hipotesis
Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan
yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan
sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan
hipotesis tersebut.
3.
PROSES
TERBENTUKNYA HIPOTESIS
Hipotesis
diajukan dalam penelitian adalah dengantujuan untuk menjawab permasalahan yang
diajukan oleh peneliti dalam penelitiannya. Dalam hal ini Riduwan (2006 :
164-165) mengemukakan 3 jenis Permasalahan yang sering diajukan dalam sebuah
penelitian antara lain:
a. Permasalahan
yang bersifat Deskriptif, yaitu permasalahan yang tidak membandingkan dan
menghubungkan dengan variabel lain hanya menggambarkan variabel saja. Contoh :
· Seberapa
banyak hasil panen udang di desa windu kabupaten sidoarjo?
· Seberapa
tinggi motivasi kerja karyawan PT. Hamidahnur husna?
b. Permasalahan
yang bersifat Komparatif, yaitu permasalahan yang menggambarkan perbedaan
karakteristik dari dua variabel atau lebih. Contoh:
· Adakah
Perbedaan kemampuan kerja karyawan perusahaan sepatu A dengan karyawan
perusahaan sepatu B?
·
Adakah perbedaan hasil belajar mahasiswa
jurusan TP dengan Mahasiswa Jurusan Hukum dalam mata kuliah Statistik?
c. Permasalahan
yang bersifat assosiatif, yaitu permasalahan yang menghubungkan atau pengaruh
antara dua variabel atau lebih. Ada 3 bentuk Permasalahan ini antara lain:
·
Hubungan simetris, contoh: Adakah
Hubungan antara keaktifan mengikuti organisasi dengan tingginya prestasi
belajar?
·
Hubungan sebab akibat, Contoh : Adakah
pengaruh tambahan gaji pegawai terhadap disiplin kerja pegawai?
·
Hubungan Interaktif, contoh: adakah Hubungan sikap guru terhadap prestasi
belajar siswa?
4.
MACAM
MACAM HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan jenis permasalahan diatas, menurut tingkat
Ekplanasi hipotesis yang akan diuji, maka rumusan hipotesis dapat dikelompokkan
menjadi 3 macam yaitu:
a. Hipotesis
Deskriptif, yaitu hipotesis yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan
variabel lain atau hiporesis untuk menentukan titik peluang, dimana hipotesis
yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran (estimatif), (Riduwan,
2006:166). Contoh ;
·
Seberapa Tinggi daya tahan lampu merk X?
·
Seberapa tinggi produktivitas padi di
kabupaten tugumulyo?
Maka hipotesis
yang dirumuskan dari dua pertanyaan tersebut adalah:
·
Daya tahan lampu merk X adalah 800 jam
·
Produktivitas Padi di kabupaten
Tugumulyo adalah 8 ton/haa
b. Hipotesis
Komparatif, yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada
permasalahan yang bersufat membedakan, atau pernyataan yang menunjukkan dugaan
nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. ( Sugiyono,
2006: 85).
Contoh :
·
Apakah ada perbedaan kemampuan berbahasa
asing antara lulusan Pondok pesantren Madani dengan lulusan SMU teladan?
·
Maka Bunyi Hipotesis yang akan diajukan
adalah : ada perbedaan kemampuan berbahasa asing antara lulusan Pondok
pesantren Madani dengan lulusan SMU teladan. Artinya Lulusan Pondok madani
lebih baik kemampuan berbahasa asing daripada lulusan SMU teladan.
c. Hipotesis
Asosiatif, yaitu suatu pertanyaan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih. (sugiyono, 2006: 86). Contoh :
·
Adakah Hubungan antara gaya kepemimpinan
dengan efektitas kerja karyawan PT B? maka Hipotesis yang diajukan adalah: ada
hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektitas kerja karyawan PT B.
5.
KEGUNAAN
HIPOTESIS
Kegunaan hipotesis secara garis besar dalam
(mujahidinimeis.wordpress.com) antara lain:
· Memberikan
batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
· Mensiagakan
peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang
begitu saja dari perhatian peneliti.
· Sebagai
alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa
koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh
· Sebagai
panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
Oleh karena itu, kualitas manfaat dari hipotesis
tersebut akan sangat tergantung pada:
· Pengamatan
yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada.
· Imajinasi
dan pemikiran kreatif dari si peneliti.
· Kerangka
analisa yang digunakan oleh si peneliti.
· Metode
dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti.
6.
PENGUJIAN
HIPOTESIS
Tahap pengujian hipotesis disesuaikan pada hipotesis
yang diajukan, dalam makalah ini yang akan dibahas adalah pengujian hipotesis
Deskriptif atau yang lebih sering disebut dengan uji hipotesis satu sampel (Uji
–t Rerata 1 sampel). Dimana telah dijelaskan diatas bahwa hipotesis deskriptif
adalah jawaban sementara dari rumusan masalah Deskriptif (1 varibel yang
diteliti).
Terdapat dua macam pengujian hipotesis deskriptif ,
yaitu dengan uji dua pihak (two tail test) dan uji satu pihak (one tail test).
uji satu pihak ada dua macam yaitu uji pihak kanan dan uji pihak kiri. Jenis
uji mana yang digunakatergantung pada bunyi hipotesis yang diajukan.
·
Uji
dua pihak pada hipotesis1 sampel digunakan jika bunyi hipotesisnya “sama
dengan” Ho = Ha, misal daya tahan berdiri pelayan toko perhari sama dengan 8
jam.
·
Uji
satu pihak
ü
Pihak
kiri jika Ho nya berbunyi lebih besar atau sama dengan dan Ha nya berbunyi
lebih kecil
ü
Pihak
kanan jika Ho nya berbunyi Lebih kecil atau sama dengan dan Ha nya berbunyi
lebih besar.
Rumus yang
digunakan untuk menguji hipotesis satu sampel ini yang datanya interval atau
rasio adalah sebagai berikut:
Dimana:
t = Nilai t yang dihitung (t Hitung)
x= Rata rata variabel x
S
= Simpangan Baku
n = Jumlah
anggota Sampel
7.
HIPOTESIS STATISTIK
Hipotesis statistik adalah pernyataan statistik
tentang populasi yang diteliti. Jika menguji hipotesis penelitian dengan
perhitungan statistik, maka rumusan hipotesis tersebut perlu diubah ke dalam
rumusan hipotesis statistik. Kalau dalam rumusan hipotesis penelitian hanya
dituliskan salah satu saja yaitu hipotesis alternatif (Ha) atau hipotesis nol
(Ho). Sedangkan dalam hipotesis statistik keduanya dipasangkan sehingga dapat
diambil keputusan dengan tegas yaitu menerima Ho berarti menolak Ha begitu juga
sebaliknya apabila menolak Ho berarti menerima Ha. Hipotesis statistik ini
dirumuskan untuk menjelaskan gambaran dan parameter apa dari populasi.
8.
JENIS PENGUJIAN HIPOTESIS
a.
Hipotesis Direksional
Hipotesis direksional adalah rumusan hipotesis yang
arahnya sudah jelas atau disebut juga hipotesis langsung. Hipotesis ini
digunakan untuk menjelaskan pengujian rerata (uji-t) dengan rerata satu sampel.
Sedangkan pengujian hipotesis direksional terdiri dari dua yaitu uji pihak kiri
dan uji pihak kanan, untuk lebih jelasnya dapat diuraikan berikut ini.
1)
Uji Pihak Kiri
Apabila ada rumusan hipotesis pasangan Ha dinyatakan
dengan bunyi kalimat: paling tinggi, paling banyak, paling besar, maksimum dan
sejenisnya berarti tandanya lebih kecil (<). Maka sebaliknya Ho harus
dinyatakan dengan bunyi kalimat: paling rendah, paling sedikit, paling kecil,
minimum dan sejenisnya berarti tandanya lebih besar atau sama dengan( >)
pengujiannya menggunakan uji satu pihak (one tailed test) yaitu uji pihak kiri.
Seperti contoh berikut:
- Hipotesis bersifat
deskriptif
Motivasi kerja pegawai
di Lembaga Pendidikan Lingua Plus paling
tinggi 40% dari nilai ideal.
(1)
Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian
kalimat
Ha: Motivasi kerja
pegawai di Lembaga Pendidikan Lingua Plus paling
tinggi 40% dari nilai ideal.
Ho: Motivasi kerja
pegawai di Lembaga Pendidikan Lingua Plus paling
rendah atau sama dengan 40% dari nilai ideal.
(2)
Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik
Ha: p < 40 % p= persentase
Ho: p > 40 %
- Hipotesis bersifat
komparatif
Terdapat perbedaan
prestasi belajar antara mahasiswa tugas belajar dengan mahasiswa izin belajar
dalam mengikuti pelajaran statistik, yaitu mahasiswa tugas belajar lebih tinggi daripada mahasiswa izin
belajar. Atas dasar informasi tim pengajar ingin membuktikan melalui
penelitian.
(1)
Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian
kalimat
Ha: Perbedaan prestasi
belajar antara mahasiswa tugas belajar lebih
tinggi daripada mahasiswa izin belajar.
Ho: Perbedaan prestasi
belajar antara mahasiswa tugas belajar lebih
rendah daripada mahasiswa izin belajar.
(2)
Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik
Ha: µ1 <
µ2 µ
= rata-rata populasi
Ho: µ1 >
µ2
- Hipotesis bersifat
asosiatif
Seorang pakar
pendidikan ingin meneliti hubungan motivasi dengan prestasi belajar di
Perguruan Tinggi Lingua Plus. Peneliti berhipotesis bahwa hubungan motivasi
belajar dengan prestasi belajar paling
tinggi 60%.
(1)
Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian
kalimat
Ha: Hubungan motivasi
belajar dengan prestasi belajar paling
tinggi 60%.
Ho: Hubungan motivasi
belajar dengan prestasi belajar paling
rendah atau sama dengan 60%.
(2)
Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik
Ha: p < 60% p= persentase
Ho: p > 60%
Wilayah
Penolakan
Ho
Wilayah
α Penerimaan Ho
-t tabel
Gambar 1. Uji Pihak
Kiri
Kriteria
Pengujian Pihak Kiri:
Jika - t tabel < t hitung maka Ho
diterima dan Ha ditolak
|
2)
Uji Pihak Kanan
Jika rumusan hipotesis pasangan Ha dinyatakan dengan
bunyi kalimat: rendah, paling sedikit, paling kecil, minimum dan sejenisnya
berarti tandanya lebih besar ( > ). Maka sebaliknya Ho harus dinyatakan
dengan bunyi kalimat: paling tinggi, paling banyak, paling besar, maksimum dan
sejenisnya berarti tandanya lebih kecil atau sama dengan ( < ).
Pengujiannya menggunakan uji saatu pihak (one tailed test) yaitu uji pihak
kanan. Seperti contoh berikut:
- Hipotesis bersifat
deskriptif
Disiplin pegawai di
Lembaga Pendidikan Lingua Plus paling
rendah 70% dari skor ideal.
(1)
Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian
kalimat
Ha: Disiplin pegawai di
Lembaga Pendidikan Lingua Plus paling
rendah 70% dari skor ideal.
Ho: Disiplin pegawai di
Lembaga Pendidikan Lingua Plus paling
tinggi atau sama dengan 70% dari skor ideal.
(2)
Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik
Ha: p > 70 % p= persentase
Ho: p < 70 %
- Hipotesis bersifat
komparatif
Seorang pengamat haji
ingin melakukan penelitian untuk mengetahui adakah perbedaan fasilitas antara
kelompok jamaah haji plus (VIP) dengan jemaah haji biasa. Pengamat berhipotesis
bahwa jemaah haji biasa kurang nyaman fasilitasnya
bila dibandingkan dengan jemaah haji plus (VIP).
(1)
Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian
kalimat
Ha: Jemaah haji biasa kurang nyaman fasilitasnya bila
dibandingkan dengan jemaah haji plus (VIP).
Ho: Jemaah haji biasa lebih nyaman atau sama dengan fasilitasnya
bila dibandingkan dengan jemaah haji plus (VIP).
(2)
Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik
Ha: µ1 >
µ2 µ
= rata-rata populasi
Ho: µ1 <
µ2
- Hipotesis bersifat
asosiatif
Seorang pengamat sosial
mengatakan bahwa hubungan antara atasan dengan bawahan di Lembaga Pendidikan
Lingua Plus paling rendah 45%.
(1)
Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian
kalimat
Ha: Hubungan antara
atasan dengan bawahan di Lembaga Pendidikan Lingua Plus paling rendah 45%.
Ho: Hubungan antara
atasan dengan bawahan di Lembaga Pendidikan Lingua Plus paling tinggi atau sama dengan 45%.
(2)
Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik
Ha: p > 45% p= persentase
Ho: p < 45%
Wilayah
Penolakan Ho
Wilayah
Gambar 1. Uji Pihak
Kanan
Kriteria
Pengujian Pihak Kanan:
Jika + t tabel > t hitung maka Ho diterima dan Ha ditolak
|
b.
Hipotesis Non Direksional
9.
UJI – t (t – tes) SATU SAMPEL
Uji-t (t-test) merupakan statistik
uji yang sering kali ditemui dalam masalah-masalah praktis statistika. Uji-t digunakan untuk menguji apakah rata-rata suatu sampel sama
dengan suatu harga tertentu atau apakah rata-rata dua sampel sama/berbeda
secara signifikan. Statistik
uji ini digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji-t dapat dibagi menjadi 2,
yaitu uji-t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 1-sampel dan uji-t yang
digunakan untuk pengujian hipotesis 2-sampel.
Uji
– t satu sampel ini tergolong hipotesis deskriptif, yaitu untuk menguji apakah
satu sampel sama/berbeda dengan
rata-rata populasinya
Langkah-langkah
Uji t
1)
Buatlah Ha dan Ho dalam
uraian kalimat.
2)
Buatlah Ha dan Ho dalam
model statistik.
3)
Mencari thitung.
t hitung =
|
o
thitung = harga yang dihitung dan menunjukkan nilai
standard deviasi dari distribusi t (table t)
µ = nilai
yang dihopotesiskan
s = standard
deviasi sampel yang dihitung
n = jumlah
sampel penelitian
Adapun standar deviasi sampel dapat
dihitung berdasarkan data yang terkumpul. Pada umumnya standar deviasi setiap
populasi jarang yang diketahui, maka penggunaan rumus zhitung kurang
digunakan.
Pengujian hipotesis deskriptif, ada dua
jenis yaitu:uji dua pihak dan uji satu
pihak ( uji pihak kiri dan uji pihak
kanan)
4) Tentukan
terlebih dahulu taraf signifikasinya, misalnya (
=0,05 atau
=0,01) kemudian dicari ttabel dengan
ketentuan db=n-1, juga diketahui tentang posisi pengujiannya. Apakah
menggunakan pihak kiri, pihak kanan, atau dua pihak. Dalam hal ini tergantung
bunyi hipotesisnya. Dengan menggunakan tabel diperoleh ttabel.
5)
Tentukan kriteria pengujian
6)
Bandingkan antara thitung dengan
ttabel dan gambarlah posisinya.
7)
Buatlah kesimpulan.
Contoh
: Kepala
Bidang Pengajaran di perguruan tinggi TIANSHI menduga bahwa,
a. Kualitas
mengajar dosen statistika paling tinggi 70
% dari rata-rata nilai ideal.
b. Kualitas
mengajar dosen statisika paling rendah 70%
dari rata-rata nilai ideal.
c. Kualitas
mengajar dosen statistika tidak sama
dengan 70% dari rata-rata nilai ideal.s
Kemudian dibuktikan
dengan penelitian yang dilaksanakan pada setiap akhir semester. Desebar angket
kepada 61 mahasiswa yang mengikuti kuliah statistika untuk mengisi angket
dengan jujur dan adil sesui dengan kualitas dan profesional dosen ketika
mengajar. Jumlah pertanyaan angket penelitian 15 item, instrument penelitian
kualitas mengajar dosen statistika dalam berbagai aspek diberi skala: (4) =
Sangat Baik; (3)= Baik; (2) = Cukup Baik; dan (1) = kurang Baik. Taraf
kepercayaan 95% (taraf signifikansi
=
0,05).
Data diperoleh sebagai
berikut:
59 60 58 59 60 58 60 59
50 60 59 50 60
59 58 50 59 60 59 60 59
50 60 60 60
60 60 50 59 60 60 60 59
60 60 60 60
60 60 60 50 60 60 60 59
60 60 60 60
58 60 58 50 58 60 60 58
60 60 60 60
Langkah-langkah
menjawab
Sebelum melakukan
perumusan hipotesis dihitung terlebih dahulu rata-rata nilai yang
dihipotesiskan (
o).
Nilai ideal = 15 x 4x61
= 3660
Rat-rata nilai ideal =
3660 : 61 = 60
Jadi, 70% dari
rata-rata skor ideal = 0,7 x 60 = 42 atau
o = 42
Jawaban
pertanyaan a (Uji Pihak Kiri)
1) Hipotesis
(Ha dan Ho) dalam uraian kalimat
Ha :
Kualitas mengajar dosen statistika paling
tinggi 70% dari rata-rata nilai
ideal.
Ho
: Kualitas mengajar dosen statistic paling
rendah atau sama dengan 70% dari rata-rata nilai ideal.
2) Hipotesis
(Ha dan Ho) model statistik
Ha
:
o
42%
Ho :
o
42%
3)
s
=
=
= 3,14
208939
– (3565)2/61
4) Menghitung
thitung dengan rumus:
t hitung =
|
0
0 =
= 41,1075 ≈ 41
5) Menetukan
taraf signifikasi
=
0,05. Kemudian dicari t tabel dengan
ketentuan: db = n-1; db = 61-1 =60,sehingga didapat t tabel = 1,671.
6) Menentukan
kriteria pengujian:
Kriteria
pengujian pihak kiri:
Jika – t tabel
|
7) Menbandingkan
antara t hitung dengan t tabel
Ternyata
: -1,671
41, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Wilayah
penerimaan Ho
|
Wilayah
penolakan Ho
|
-1,671 41
Uji pihak kiri
8) Kesimpulan
Ha:
Kualitas mengajar dosen statistika paling
tinggi 70% dari rata-rata nilai ideal ditolak,
sedangkan Ho: kulitas
mengajar dosen statistika diterima.
Jadi, Kepala
Bidang Pengajaran di perguruan tinggi TIANSHI yang menyatakan kualitas mengajar
dosen statistika paling tinggi 70% dari tara-rata ideal itu
kurang tepat bahkan lebih dari itu.
Jawaban pertanyaan b
(uji Pihak kanan)
1) Hipotesis
(Ha dan Ho) dalam uraian kalimat
Ha
: Kualitas mengajar dosen statistika paling
rendah 70% dari rata-rata nilai ideal
Ho
: kualitas mengajar dosen statistika paling
tinggi atau sama dengan 70% dari rata-rata nilai ideal.
2) Hipotesis
(Ha dan Ho) model statistik
Ha
:
o
42%
Ho
:
o
42%
3) Menghitung
standar deviasi (s) = 3,14 dan rata-rata (x)=58,443:
4) Menghitung
t hitung = 41
5) Menentukan
taraf signifikan
=
0,05 dan nilai t tabel =1,671.
6) Menentukan
kriteria pengujian:
Kriteria
pengujian pihak kanan:
Jika + t tabel ≥ t hitung maka Ho
diterima dan Ha ditolak
|
7) Menbandingkan
antara t hitung dengan t tabel
Ternyata
: +1,671
41, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Wilayah
penolakan Ho
|
Wilayah
penerimaan Ho
|
+1,671 41
Uji pihak kanan
8) Kesimpulan
Ha:
Kualitas mengajar dosen statistika paling
rendah 70% dari rata-rata nilai ideal diterima,
sedangkan Ho: kulitas
mengajar dosen statistika paleng tinggi
atau sama dengan 70 % dari rata-rata nilai ideal ditolak.
Jadi, Kepala
Bidang Pengajaran di perguruan tinggi TIANSHI yang menyatakan kualitas mengajar
dosen statistika paling rendah 70% dari tara-rata ideal itu
benar bahkan lebih dari 70 % yang selama ini ia duga. Dengan demikian kualitas
mengajar dosen statistika memang lebih hebat atau lebih berkualitas dari dugaan
dia.
Jawaban pertanyaan c
(Uji Dua Pihak)
1) Hipotesis
(Ha dan Ho) dalam uraian kalimat
Ha
: Kualitas mengajar dosen statistika tidak
sama dengan 70% dari rata-rata nilai ideal
Ho
: kualitas mengajar dosen statistika sama
dengan 70% dari rata-rata nilai ideal.
2) Hipotesis
(Ha dan Ho) model statistik
Ha
:
o ≠ 42%
Ho
:
o = 42%
3)
4) Menghitung
t hitung = 41
5) Menentukan
taraf signifikan
=
0,05 dan nilai t tabel =2,000
6) Menentukan
kriteria pengujian:
Kriteria
pengujian dua pihak:
Jika - t tabel ≤ t hitung ≤ + t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
|
7) Menbandingkan
antara t hitung dengan t tabel
Ternyata : -2,000
41> +2,000, maka Ho ditolak dan
Ha diterima
Wilayah
penolakan Ho
|
Wilayah
penerimaan Ho
|
Wilayah
penolakan Ho
|
= 0,05
-2 2 41
Uji dua pihak
8) Kesimpulan
Ha: Kualitas mengajar dosen statistika tidak sama 70% dari rata-rata nilai
ideal diterima, sedangkan Ho: kulitas mengajar dosen
statistika sama dengan 70 % dari
rata-rata nilai ideal ditolak.
Jadi, Kepala Bidang Pengajaran di perguruan tinggi
TIANSHI yang menyatakan kualitas mengajar dosen statistika tidak sama 70% dari tara-rata ideal itu benar bahkan lebih dari
itu. Dengan demikian kualitas mengajar dosen statistika memang lebih lebih
berkualitas dari dugaan semula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar