1.
DEFINISI
HIPOTESIS
Istilah hipotesis berasal dari bahasa yunani yang
mempunyai dua kata yaitu “Hupo”
(sementara) dan “thesis” (peryataan
atau teori). Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah
kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya. Kemudian para ahli menafsirkan
arti hipotesis adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antar variabel atau
lebih (Kerlinger, 1973: 18) dalam Riduwan (2006: 162).
Dalam Satistika terdapat dua bentuk hipotesis
penelitian antara lain, hipotesis kerja
(Ha) dan Hipotesis nol (Ho).
Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis alternatif) yaitu
hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan teori
teori yang ada hubungannya yang relevan dengan masalah penelitian dan belum
berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata di lapangan. Dalam perhitungan
statistik yang diuji adalah hipotesis nol (Ho), jadi hipotesis nol adalah
pernyataan tidak adanya hubungan, pengaruh, atau perbedaan antar variabel.
2.
CIRI-CIRI
HIPOTESIS
Karakteristik Hipotesis yang Baik Sebuah hipotesis atau dugaan
sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut
diantaranya :
a. Hipotesis
harus mempunyai daya penjelas
b. Hipotesis
harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel
c. Hipotesis
harus dapat diuji
d. Hipotesis
hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
e. Hipotesis
hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis
yang baik :
-
Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel